Rabu, 27 Oktober 2010

Selamat jalan Mbah Maridjan


Selamat jalan Mbah Maridjan

Meletusnya Gunung Merapi kali membawa catatan tersendiri. Wedus gembel telah menelan korban baik hewan, bangunan hingga manusia. Bahkan sang juru kunci yakni Raden Ngabehi Suraksohargo atau yang lebih dikenal dengan Mbah Maridjan harus menjadi salah satu korban keganasan Merapi.
Setelah sejak pagi tadi browsing lewat internet untuk memastikan wafatnya mbah maridjan, maka terjawab sudah. Beliau telah menghembuskan nafas terakhir di pangkuan Merapi sembari dalam keadaan sujud. Sebagai manusia tentu kematian tidak dapat dielakkan baik cepat maupun lambat, didalam maupun diluar rumah.
Sosok Mbah Maridjan menjadi fenomenal ketika gunung merapi meletus tahun 2006 silam, ketegaran beliau untuk tetap bertahan di rumahnya menjadikan beliau orang yang dianggap punya linuwih(kekuatan). Dan dunia terbelalak akan keberanian beliau..bahkan  perintah sultan HB X diabaikan karena yang memerintah beliau menjaga Merapi adalah sultan HB IX.
Kematian mbah maridjan mengingatkan saya ketika awal tahun 2008 silam, saya dan kawan-kawan peserta pelatihan kehumasan oleh KAMMI DIY diajak panitia untuk bersilaturohim dengan orang tua yang terkenal ini. Beliau adalah sosok yang sederhana, ramah dan senantiasa menghindar dari publisitas. Bahkan ketika kami mau mengambil foto dan rumahnya saja tidak diperbolehkan kala itu.
Sebelum pulang kita  sholat dulu di masjid samping rumah beliau, Masjid Al-Amin. Beliau sendiri yang mengimami sholat ashar saat itu. Akhirnya kita pamit untuk pulang dan meneruskan perjalanan ke kota masing-masing
Semoga Allah menerima amal-amalnya dan melapangkan kuburnya. Amin
Selamat jalan Mbah, tetap roso!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar